wel.com.e the dark zone

ZONA HITAM arCHIVTour

- architecture dan touring -

9.24.2011

VIxion Fighters Indonesia

Singkat cerita terbentuknya VIXION FIGHTERS

Vixion Fighters tebentuk dengan dasar hobby & rasa ingin membentuk persaudaraan/keluarga tanpa ada batasan dengan niat yang sungguh2 akhirnya 2 orang pendiri Vixion Fighters yaitu bro Eki Black Angle & bro Zumar V-Fighter's membentuk lach vixion fighters. Vixion Fighters sendiri hadir dengan logo topeng kesatria yang menggambarkan keseriusan kami untuk mendirikan keluarga vixion fighters akan tetapi ternyata di tanggerang sudah terbentuk vixion fighters jauh lebih awal dari kami, dengan logo sayap malaikat & logo yamaha di tengahnya...yang di bentuk oleh brow Lemot The'red Vixioner, lalu kami pun dengan niat baik menghampirinya dengan maksud menggabungkan dua logo vixion fighters dalam satu logo vixion fighters. Setelah melakukan pembicaraan panjang, akhirnya kita sepakat untuk menggabungkan logo tersebut yang sekarang menjadi logo kebanggaan VIXION FIGHTERS MC dengan filosofi " TOPENG KSATRIA mengibaratkan kekuatan & kebranian kita sebagai soldier fighters untuk membentuk & menyuarakan kata brothers hood & respect to others, SAYAP MALAIKAT mengibaratkan mengibarkan/meyebarkan virus fighters ke seluruh INDONESIA...!!! "

itu adalah singkat cerita tebentuknya VIXION FIGHTERS.....

BROTHERSHOOD N RESPECT TO OTHERS is MOTTO FROM VIXION FIGHTERS!!!!

*sumber : Doc Vixion Fighters Indonesia



*untuk informasi bisa kirim email ke vixionfighters@groups.facebook.com
atau bisa juga langsung ke
central Information V-ixion Fighters Indonesia
Umar 08159088922
Eki black angle 02190384970
Arief 089635715155

7.06.2011

Tanjung Papuma

Tanjung Papuma atau yang lebih dikenal dengan sebutan Papuma atau pantai papuma oleh masyarakat sekitar dan juga wisatawan. Papuma sendiri terletak di jember, jawa timur tepatnya 45 Km ke arah selatan dari Kota Jember. Tanjung Papuma sendiri dikelola oleh pihak perhutani, sehingga jalan masuk menuju ke Tanjung papuma pun sudah baik ( dengan kata lain sudah beraspal dan mudah dilewati berbagai jenis kendaraan ). Tanjung papuma sendiri berada tepat bersebelahan dengan Pantai Watu Ulo, karena memang tanjung papuma ini satu garis pantai dengan Pantai watu ulo. Tanjung Papuma adalah singkatan dari dua nama pantai: Pasir Putih dan Malikan dan papuma sendiri memiliki dua pantai.

Di lokasi kita dapat melihat keindahan Tanjung Papuma dari ketinggian +50 mdpl, tempat dimana kita dapat melihat pemandangan tersebut dinamakan Siti Hinggil. Dari siti hinggil kita dapat melihat kedua buah pulau yang ada di Tanjung Papuma dan juga dapat melihat langsung ke laut lepas selatan pulau jawa. Keindahan Tanjung papuma semakin lengkap dengan hadirnya pasir pantai yang berwarna putih. Masyarakat sekitar tanjung papuma mempunyai mata pencaharian sebagai nelayan ikan, hasil tangkapan dijual untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Terkadang anak - anak kecil di sekitar pantai pada waktu pagi hari bermain sambil mencari ikan yang jatuh dari keranjang ikan yang dibawa nelayan turun dari kapal, dan setelah itu oleh mereka ikan - ikan tersebut dibawa pulang untuk digunakan sebagai lauk sehari - hari.

Pantai Papuma menyajikan pemandangan alam perawan yang sepi dari jarahan tangan - tangan manusia. Ini terlihat dari gugus hutan vegetasi di sepanjang tepi dan sekumpulan pohon pandan yang menjaga pantai dari abrasi. Kesan alami semakin kental dengan masih banyak ditemukannya satwa liar yang berjemur di pantai, seperti biawak, ayam hutan, babi hutan, landak, trenggiling, rusa, lutung, kera ekor panjang, dll.

Selain panorama alam dengan gugusan batu karang di tengah laut serta pasir pantai yang putih. pantai Papuma juga menghadirkan pesona alam eksotis yang tidak kalah menarik untuk dinikmati, yaitu kita bisa menikmati
sunset secara sempurna di waktu senja, menikmati suara deburan ombak secara langsung dari tengah laut dengan menyewa perahu nelayan. Selain itu juga kita bisa menikmati fenomena alam yang luar biasa dari Gua Lawa yang bisa kita nikmati saat air surut tiba. Dimana saat malam menjelang kelelawar keluar dari dalam gua secara bersamaan ( konvoi ) dalam jumlah yang sangat besar.

Dengan panorama keindahan yang sangat eksotis, papuma juga menyediakan beberapa fasilitas yang dapat kita gunakan. Fasilitas guest house yang berkisar antara 125ribu - 500ribu ( sudah dilengkapi AC ), area camping ( bagi yang senang camping ), taman bermain, musholla, MCK, dan tempat parkir.

Untuk mencapai ke Tanjung Papuma sebenarnya sangatlah mudah, dapat di tempuh dengan menggunakan jenis kendaraan apapun ( mobil, sepeda motor, kereta api, ataupun bus ) dan dari arah manapun. Dari arah surabaya jika menggunakan mobil atau sepeda motor dapat langsung menuju ke kota jember dan menuju ke Ambulu ( nama daerah di sekitar papuma ). Dari Ambulu terus saja menuju selatan kira - kira 15km, dan penunjuk arah untuk menuju ke papuma mudah terlihat dari arah ambulu.

Dari arah malang ( saya kemarin dari malang berangkatnya ) bisa melewati 2 arah, yaitu lewat dampit, tumpang menuju kota lumajang, dari lumajang langsung saja mencari arah menuju ke jatiroto, dan kemudian menuju ke kota jember. Dari sana langsung menuju ke arah ambulu. Jalur yang kedua yaitu lewat pasuruan - probolinggo - lumajang - Jatiroto - Ambulu - Papuma.

Kalau memang tidak membawa kendaraan pribadi ( mobil atau sepeda motor ) dapat juga menggunakan kendaraan umum seperti bus dengan trayek menuju jember, atau juga bisa menggunakan kereta api tujuan jember.


























































































6.30.2011

Pesona Gunung Bromo

Gunung Bromo tempat yang tidak pernah dan tidak akan pernah bosan untuk di kunjungi. Yang membuat berbeda perjalanan kali ini adalah perjalanan ini dilakukan beberapa hari setelah Gunung Bromo mengeluarkan abu vulkaniknya dalam jumlah yang sangat besar, sehingga membuat jalur menuju ke penanjakan tertutup debu vulkanik. Perjalanan di mulai dari awal yang sama seperti sebelum - sebelumnya, yaitu dari kota MALANG petang hari ( kisaran habis magrib ) dengan menggunakan kendaraan roda 2 tercinta ( Si Merah ). Melewati rute nongkojajar motor saya geber ( tarik gas ) tanpa henti melewati perkampungan penduduk yang masih ramai kala itu. Setelah malam menjelang mulai sepi semakin saya geber aja tarikan si merah berharap dapat melewati area yang sangat sepi tidak terlalu malam.

Sesampai di pos tosari saya berhenti melepas lelah sambil bercengkerama dengan masyarakat Tengger di sana. Bercerita banyak hal mulai tentang awal mula gunung bromo, kenapa ada upacara kasodo, dll. Tidak terasa waktu semakin malam menjelang tengah malam, dan akhirnya sayapun mengambil keputusan bahwa sebaiknya berhenti sekalian di pos Tosari sembari menunggu pagi untuk menuju ke penanjakan. Dengan pertimbangan bahwa di atas bakal lebih dingin dan saya tidak membawa persiapan untuk camp di atas.


Dini hari menjelang dan hartop ( jip ) mulai berdatangan membawa wisatawan domestik maupun luar negeri. Dan seketika sayapun bersiap menuju ke penanjakan. Sampai di Pos Wonokitri ( loket tiket masuk ) berhenti sejenak untuk membayar tiket masuk menuju penanjakan, yang setelah itu di lanjutkan ke gunung bromo ( penanjakan ). Di Penanjakan segera saja mencari tempat untuk bisa melihat sunrise. Beberapa jam di tunggu akhirnya sunrise pun datang, pemandangan yang sangat luar biasa indah. Sunrise di antara suasana Gunung Bromo yang setelah " batuk " membuat saya semakin terpesona dengan keindahan Bromo.

Keindahan bromo tidak hanya saat sunrise tetapi juga saat berada di area lautan pasir. Setelah cukup berada di penanjakan, akhirnya sayapun memutuskan untuk kembali menyusuri jalanan aspal menuju ke kawah bromo. Jalan yang cukup terjal ditambah dengan tumpukan pasir vulkanik dan lubang - lubang dikarenakan gempa tektonik yang muncul serta longsoran batu membuat saya harus extra hati - hati dan waspada. Karena membuat roda si merah semakin mudah selip dan akibatnya bisa terjatuh. Melewati lautan pasir menuju ke Pura di tengah lautan pasir membuat saya semakin bangga, semakin merasa bahwa inilah keAgungan Yang Maha Kuasa tidak ada yang bisa mengalahkan.

Sesampai di area parkir hartop di lautan pasir, si merah saya titipkan ke penjual makanan/minuman di area tersebut ( tentu saja waktu pulang memberikan beberapa ribu sebagai gantinya karena tidak ada area parkir motor ). Setelah di titipkan kemudian mulailah berjalan menuju puncak bromo ( walaupun sering di tawari untuk naik kuda dengan tarif 30-50rb PP ) tetap saja saya memilih untuk berjalan kaki. Sepanjang perjalanan menuju puncak bromo sering saya lihat berupa jalur - jalur yang telah dilalui lava lahar dingin yang telah dikeluarkan gunung bromo, sehingga membentuk sebuah lubang jalur lahar dingin yang cukup dalam ( sekitar 2,5 - 3 m ). Pohon - pohon yang berada di sekeliling sudah memutih terkena abu vulkanik bromo.


Menuju di kaki gunung bromo semua terlihat tertutup abu vulkanik, terlihat hitam keabu-abuan, halus pasirnya dan semakin indah luar biasa jika di lihat dengan sesakma. Saya sempat berpikir bahwa Gunung Bromo setelah meletus saja masih juga indah dan bagus, apalagi jikalau tidak meletus apa jadinya sekeliling gunung bromo ini pasti akan lebih bagus lagi. Benar - benar sebuah keagungan yang Maha Kuasa. Akibat dari letusan tersebut juga berdampak ke tangga untuk menuju ke Puncak bromo rusak parah dan benar - benar tidak bisa dipakai lagi ( mungkin ) karena tertimbun oleh abu vulkanik yang dihasilkan oleh letusan bromo. Dan akhirnya sayapun melewati samping tangga yang berupa pasir vulkanik, membuat perjalanan menuju puncak semakin menantang. Sesampai di kawah bromo terlihat masih mengeluarkan asap berwarna coklat pekat disertai bau belerang juga disertai suara gemuruh dari bagian bawah kawah.

Setelah cukup berada di kawah sayapun memutuskan turun kembali ( gemuruh dar bawah kawah semakin terdengar jelas ) ke tempat dimana saya menitipkan si merah. Turun kebawah lagi - lagi saya disuguhi pemandangan yang tidak biasa dari Gunung Bromo, yaitu hampir semua area tertutup abu vulkanik berwarna kecoklatan pekat yang membuat semua terlihat halus seperti berada di gurun pasir. Tak henti - hentinya saya mengagumi semua yang saya lihat waktu itu, Gunung Batok tepat di samping Gunung Bromo juga terlihat kecoklatan ( mungkin efek dari abu vulkanik yang sangat panas ).

Akhirnya perjalanan kala itu memang harus segera diakhiri dan segera kembali ke malang. Sayapun kembali ke malang lewat rute yang berbeda yaitu rute tumpang. Di sepanjang perjalanan saya mendapati sebuah pemandangan yang sangat - sangat indah, yaitu padang savana ( hijau dan sangat terlihat segar ). Melewati padang savana dengan rumput yang hijau segar membuat saya harus kembali berdecak kagum dan membuat saya untuk segera mengabadikan lewat media kamera ( sayangnya hanya lewat kamera hape..hehehee ). Perjalanan menuju tumpang setelah melewati padang savana harus kembali melewati tanjakan bukit yang cukup terjal dan lebar jalannya juga sempit, sehingga kembali harus extra waspada dan hati - hati. Sampai di batas akhir bukit terdapat sebuah pos di atas bukit yang berada tepat di tengah - tengah percabangan untuk menuju ke Pos Ranu Pani. Di pos tersebut saya berhenti sejenak untuk kembali menikmati pemandangan yang sangat indah kebawah bukit, dan terlihat jalur menuju Gunung Bromo.

Dari pos terakhir tersebut saya melanjutkan kembali perjalanan menuju malang. Melewati area hutan lindung dan juga jalan yang berkelok - kelok. Tidak jauh dari pos terakhir kita juga dapat mampir untuk mengunjungi area air terjun coban pelangi yang juga menawarkan pemandangan yang cukup indah, Coban pelangi yang masih murni di areanya belum tersentuh oleh - oleh tangan manusia. Sebuah perjalanan yang mengagumkan dengan pemandangan yang sangat indah bisa saya dapatkan. Berkali - kali saya menuju gunung bromo tetapi juga tidak bosan - bosan selalu mengagumi keindahan salah satu dari puluhan ribu ciptaan Yang Maha Kuasa.











Rute Perjalanan Menuju Gunung Bromo :

  • Malang - Gunung Bromo ( lewat Tumpang ) 53 km
Malang - Tumpang - Gubuk Klakah - Jemplang - Gunung Bromo

  • Malang - Gunung Bromo ( lewat Nongkojajar, Pasuruan ) 83 km
Malang - Purwodadi - Nongkojajar - Tosari - Wonokitri - Gunung Bromo
Malang - Purwodadi - Nongkojajar - Tosari - Wonokitri - Penanjakan

  • Surabaya - Gunung Bromo ( lewat Nongkojajar, Pasuruan )
Surabaya - Purwodadi - Nongkojajar - Tosari - Wonokitri - Gunung Bromo
Surabaya - Purwodadi - Nongkojajar - Tosari - Wonokitri - Penanjakan

  • Surabaya - Gunung Bromo ( lewat warung dowo, Pasuruan )
Surabaya - Pasuruan - Warung Dowo - Tosari - Wonokitri - Gunung Bromo
Surabaya - Pasuruan - Warung Dowo - Tosari - Wonokitri - Penanjakan

  • Probolinggo - Gunung Bromo 65,5 km
Probolinggo – Tongas – Lumbang – Sukapura – ngadisari – Cemoro Lawang – Gunung Bromo

  • Lumajang - Gunung Bromo 84 km
Lumajang – Senduro – Burno – Ranu Pani – Jemplang – Gunung Bromo

6.16.2011

Waterfall Rainbow

Seminggu yang lalu saya lakukan trip menuju Coban Pelangi. Berawal dari sebuah ingin mengisi waktu luang di hari libur dan akhirnya pilihan trip selanjutnya adalah Coban Pelangi, sebuah air terjun di sebelah timur Kota Malang yang berjarak sekitar 2 km dari Desa Gubuk Klakah Kecamatan Poncokusumo di kaki Gunung Semeru arah ke desa Ngadas, mempunyai ketinggian kurang lebih 30 meter .

Wana wisata coban pelangi sebuah tempat wisata yang masih alami dan di kelola secara swadaya oleh masyarakat. Menuju cobannya hanya membutuhkan waktu 30 menit dg jarak tempuh 1,5 km. Track menuju kesana ( coban / air terjun ) tidak sulit, bisa dikatakan termasuk track untuk keluarga.

Menuju coban pelangi saya dapat di tempuh dengan menggunakan kendaraan roda empat ataupun roda dua. Pada saat itu lagi - lagi saya membawa teman setia saya dalam setiap trip yaitu Si Merah, serta di temani oleh kekasih tercinta. Dari kota malang berangkat matahri sudah berada di atas kepala kami, cukup panas cuaca waktu itu. Dari kota malang menuju lokasi coban pelangi di tempuh dalam waktu 1 jam.

Sesampai di lokasi segera menempatkan Si Merah di tempat yang sudah di siapkan ( tempat parkir sepeda motor di belakang loket dan untuk mobil berada di depan loket ). Tracking segera di mulai, jalan setapak mulai di tapaki oleh kaki - kaki kami. Track yang ada saat itu padat karena ( malang memang beberapa hari tidak turun hujan ), selama perjalanan terlihat hutan di kiri dan kanan selain itu juga terlihat ladang milik warga sekitar. Jalanan berbatu tetapi padat masih menghiasai perjalanan menuju lokasi air terjun, di beberapa titik juga terdapat rest area untuk sekedar beristirahat dan mengisi tenggorokan dengan air segar yang di jual di warung - warung yang ada di sepanjangang jalan.

Setelah berjalan santai kira - kira 3/4 perjalanan akhirnya kami mendapatkan sebuah sungai yang di hiasai oleh jembatan dari bahan pring ( bambu ). Sungai yang mengalir dari air terjun sudah mulai tercium segarnya dan membuat yang terkasih ingin mandi atau sekedar merasakan dinginnya air sungai yang sangat segar.


Sebuah jembatan yang dibuat dengan tangan - tangan warga pribumi disana masih terlihat kokoh. Setelah melewati jembatan tersebut hanya berselang 15 menit sampailah kami di sebuah tempat yang kami nantikan sejak awal yaitu Coban Pelangi. Dengan ketinggian kurang lebih 30 meter air terjun mengalir dengan deras dan membuat kami cukup basah dengan semburan air karena hembusan angin yang cukup kencang saat itu.

Indah dan mengagumkan pemandangan di depan kami saat itu, tidak berhenti saya berucap untuk mengagumi air terjun tersebut. Benar - benar suatu pemandangan yang mengagumkan, kondisi yang masih alami di antara kerasnya deburan air yang jatuh dari atas sebuah tebing. Kondisi sebuah tempat yang membuat orang untuk selalu datang saat kapanpun.


Sebelum meninggalkan area air terjun tidak lupa mengabadikan sebuah tempat yang harus di kunjungi oleh orang - orang yang suka akan sebuah perjalanan alam. Memang tidak banyak yang tahu tentang keberadaan tempat ini. Tapi dengan kondisi alam yang masih " virgin " saya yakin bahwa akan banyak pengunjung yang datang ke Coban Pelangi.

Puas mengunjungi sebuah tempat yang alami, segera meninggalkan tempat untuk kembali menuju ke kota malang. Menuju kembali ke loket tidak terasa lelah karena sebuah hal telah kami dapatkan dan itu yang mengobati kelelahan itu.




sampai juga

segarnya

Tenang

Coban Pelangi

Arus Deras

Jalanku Masih Panjang






Regards,




Aufklarunx

6.14.2011

Road To Sempu Islands

Mentari pagi sendang biru

Indahnya sinar Mu

Perjalanan kali ini menuju pulau sempu, yang mana merupakan sebuah pulau kecil yang terletak di sebelah selatan Pulau Jawa. Pulau ini berada dalam wilayah Kabupaten Malang, Jawa Timur. Dan saat ini Sempu merupakan kawasan cagar alam yang dilindungi oleh pemerintah. Dalam pulau ini nyaris tidak ditemukan mata air payau. Pulau Sempu dapat ditempuh dari Malang melalui Pantai Sendang Biru, dan penyeberangan menggunakan perahu nelayan, serta mendapat perijinan.

Perjalanan ini sudah beberapa tahun yang lalu ( tp masih ingatlah cerita ttg perjalanannya, krn asik sie..hehe ). Perjalanan ini bersama dengan kawan - kawan seperjuangan di lingkungan pendidikan ( alias mahasiswa ) ARSITEKTUR MALANG dan bersama kawan KPFA+ ( Kelompok Penggemar Fotografi Arsitektur Plus ) yg berjumlah 10 orang dengan 5 sepeda motor. Dari malang kami berangkat pukul 15.00 wib, setelah 1 jam perjalanan tibalah kami di Sendang Biru. Sebelum menuju pulau sempu kami bermalam di Pulau sendang biru, dikarenakan penyeberangan menuju P. Sempu hanya terbatas sampai pukul 16.00 WIB.


Setelah melalui 1 malam di sendang biru, saatnya untuk menyeberang menuju p. sempu yang di tempuh dalam waktu hanya 10 - 15 menit. Perjalanan di atas perahu tidaklah membuat kami semua merasa capek ( apalagi dg barang bawaan yang cukup banyak..maklum saat itu pertama kali kesono..hahaha ) karena kami disuguhkan pemandangan yang elok, suara debur ombal di pantai selatan, bau air laut yang sangat membuat saya ingin nyebur ( terjun dlm bahasa indonesia ), sayangnya saya tdk bisa berenang jadi tak jadi lah saya nyebur.hahaha

Sampailah kami di bibir pantai menuju p. sempu dan di mulailah perjalanan menuju Segoro Anakan di P. Sempu. Berjalan kaki menyusuri jalan setapak dengan pemandangan kiri kanan adalah hutan membuat semakin bersemangat, apalagi saat itu kami juga bertemu dengan sebuah kubangan lumpur yang sangat besar, sehingga membuat kami semua harus lompat untuk bisa melewati ( ada jg yang akhirnya harus melewati dg berjalan di dalam lumpur...hahaha )

Perjalanan trs dilanjutkan menuju segoro anakan dengan kondisi yang sangat menyenangkan. Air minum galon, ikan hasil beli di TPI ( bukan stasiun TV loh..tp tempat pelelangan ikan ), tas yang kami sendiri tetapi itu semua tidak membuat saya dan kawan - kawan untuk kembali ( udah sampe tengah mo balik..???GA MASUK AKAL..!! hahaha ), sembari berjalan saya dan teman - teman mempunyai slogan perjalanan " SURVIVE AND NOTHING TO LOOSE" dan itu jadi tema perjalanan kita.

Akhirnya setelah 1,5 jam perjalanan menyusuri jalanan setapak akhirnya sampai juga di segoro anakan dengan pasir putih dan juga air lautnya. Segera kami mendirikan tenda dan ada juga yang langsung nyebur ke segoro anakan buat mandi. Malam segera hadir saat itu, persiapan penerangan telah dinyalakan. Senda gurau mewarnai obrolan kami semua seakan tidak ada rasa lelah dan letih saat melakukan perjalanan tadi. Dengan penerangan yang secukupnya semua tertawa, bermain dan juga curhat.hehe

Malam datang teman - teman mulai memasuki tenda semua untuk segera beristiharat memulihkan tenaga. Saya dan 1 teman memilih beristirahat di bibir pantai di karenakan cuaca sedang bagus dan bulan sedang bersinar dengan terang. Tapi itu tidak berlangsung lama karena air laut segera pasang dan rintik hujan mulai mengubah cuaca indah tersebut, langsung saja kami berlari menuju tenda. Setelah pagi tiba dan tenda yang saya pakai tidur ternyata semakin dingin, setelah di telusuri ternyata tadi malam hujan cukup deras dan pakaian kami yang dijemur ikut basah. Alhasil semua saling mencari tempat untuk berjemur.


Pagi di segoro anakan sangat sejuk, udara segar dengan pemandangan danau yang sangat mempesona. Saatnya sarapan telah tiba, masakan yang dihasilkan ya cukuplah "bisa" dimakan, walau agak aneh rasanya ( bayangin aja nasi goreng terlalu becek + sarden + ikan bakar setengah matang + mie goreng di campur jadi satu ) gmn rasanya itu..hehehe

Dan ternyata semua orang baru ingat bahwa air tawar yg kami bawa telah habis dan setelah sarapan semua pada bingung mencari air tawar ( disana ga ada air tawar boo ), dan salah satu teman saya melirik ke belakang tenda dome kami bahwa disana ada terpal ( yg tadinya mo didirikan tenda tetapi tidak jadi karena talinya kurang ) ada bekas air hujan tadi malam yang menggenang. Seketika langsung saja mengambil botol kosong dan dimasukkan kedalam botol serta diletakkan di samping kawan lainnya ( tentu saja tanpa sepengetahuan mereka ). Saat mereka bertanya " ini air minum..?? " langsung jawab spontan " iya ( sambil ceekikikan ) ".

Pagi yang cerah dimanfaatkan oleh kawan - kawan saling bertukar ilmu fotografi, ilmu arsitektur dan juga saling berenang di segoro anakan. Waktu sudah menunjukkan pukul 09.00 WIB dan kawan kawan berpikir untuk segera meninggalkan segoro anakan dan kembali ke sendang biru. Akhirnya mulailah membongkar tenda dan membersihkan sampah - sampah yang ada untuk di bawa ke sendang biru dan dibuang di tempat sampah ( krn disana ga ada tempat sampah dan merupakan kawasan lindung ).


Setelah semua siap maka perjalanan kembali ke sendang biru segera dimulai, dan saat sampai di bibir pantai ( pintu masuk ) kami masih menunggu perahu yg mengantar kami kemaren ( sistemnya antar jemput. dg biaya 100rb PP per perahu ).

Sungguh perjalanan yang menyenangkan dan mengasikkan. Tidak akan pernah kami terutama saya untuk terus mengarungi indahnya alam indonesia.


Sarapan

SURVIVE AND NOTHING TO LOOSE

Cerita Untuk Mereka

Anak Pantai

Cahaya Kecil

Indahnya Alam Indonesia

Abadikanlah Selalu




Regards,


aufklarunx




6.12.2011

Bromo Mountain ( saur bersama Bromo )

Akhirnya saya bisa update blog lagi. Kali ini saya mencoba mengupdate perjalanan menuju Gunung Bromo beberapa tahun kemarin saat menunaikan ibadah puasa. Perjalanan menuju bromo berawal tidak ada rencana alias mendadak, awalnya hanya sekedar omong biasa dan ternyata oleh kawan - kawan langsung di setujui.


Perjalanan menuju bromo berangkat dari Kota malang pukul 21.00 WIB. Perjalanan malam dengan 3 sepeda motor dan 6 orang ( saling berboncengan ). Melewati Malang - Lawang - dan kemudian melewati Nongkojajar.

Melewati beberapa jalur gelap dan di sisi jalur sudah tersedia jurang dan juga hutan belantara. Setelah [perjalanan selama 1,5 jam akhirnya sampai juga di Pos Tosari ( loket masuk menuju penanjakan ). Disana segera mengeluarkan peralatan untuk persiapan saur bersama. Dingin cukup menusuk tulang saat itu ( keroso pol adem e ). Sambil menunggu pos buka pukul 03.00 WIB.


Suasana Pukul 04.00 WIB

Menunggu moment

Sunrise


Menikmati sunrise di penanjakan telah usai. Bersama kawan segera meluncur ke padang kawah pasir. Dengan kondisi kendaraan yang berbeda semua saling bergantian mencari jalur menuju kawah pasir. Di penanjakan kami juga bertemu pengunjung bromo dari brazil, kebetulan kami juga membawa Sang Saka Merah Putih dan kami juga saling berfoto.

Brazil dan Indonesia





Menuju kawah pasir cukup lumayan ekstrim. Pasir dan juga bebatuan hadir di depan motor kami. Melewati kawah pasir merupakan hal yang sangat keren, mencari jalur agar roda kami tidak terjebak oleh lautan pasir sehingga membuat kendaraan tidak dapat berjalan dengan mulus.


Gunung Batok n Gunung bromo berdampingan

Bersama Si Hitam ( RIP Si Hitam )

Melintasi kawah pasir menuju kembali ke kota malang memperoleh banyak sekali pengalaman. Bromo memang tak pernah habis pesonanya dan tak akan pernah bosan untuk selalu kembali kesana.






Regards,




Aufklarunx