wel.com.e the dark zone

ZONA HITAM arCHIVTour

- architecture dan touring -

7.04.2012

Menuju Puncak Gunung Batur


Gunung Batur 1.717 Mdpl
Gunung Batur memiliki ketinggian 1.717mdpl, gunung ini memiliki kaldera, puncaknya meletus meninggalkan dataran atau danau dengan puncak kecil ditengahnya. Kompleks Gn.Batur memiliki kaldera terbesar dan terindah di dunia. Gunung Batur masih aktif dan selalu mengeluarkan asap.

Terjadi letusan pada tahun 1917 dan tahun 1926, letusan yang terjadi pada tahun 1917 telah merengut jiwa 1.000 penduduk dan menghancurkan Desa Batur di sisi selatan gunung. Penduduk masih bertahan di Desa ini hingga pada tahun 1926 gunung ini meletus kembali dan menghancurkan seluruh Desa menyisakan sebuah bangunan suci di dalam pura.

Perjalanan singkat kali ini menuju Puncak Gunung Batur. Awal perjalanan saya mulai dari tempat kos saya di denpasar, perjalanan kala itu saya tempuh pada malam hari menuju Toya Bungkah di Bangli. Toya bungkah adalah area dimana awal untuk memulai perjalanan menaklukkan Puncak Batur ( begitu saya menyebut nya ). Dari denpasar menuju Toya Bungkah memakan waktu tempuh sekitar 2 jam perjalanan. Sekitar pukul 23.00 WITA saya sampai di Toya Bungkah dan bertemu dg kawan2 yg telah dulu sampai. Ada 7 orang yang menuju Gunung Batur malam itu ( termasuk saya dan istri ), dan pukul 23.30 WITA dimulainya pendakian ke gunung batur. Pendakian malam itu kebetulan bersamaan dengan warga sekitar merayakan hari raya ( kurang tau tepatnya hari raya apa ).

Track Berbatu dan berliku
Track yang datar dan berpasir mengawali pendakian kami, sisi kiri dan kanan track disuguhi dengan pemandangan kebun warga desa setempat dan bulan kala itu bersinar dengan terangnya. Bercengkerama dan bercerita mengawali pendakian malam itu. Track yang terjal, pasir, bebatuan vulkanik yg telah lama ada, menghiasi perjalanan kami saat berada di kaki gunung batur. Diperlukan konsentrasi ekstra untuk melalui track ini, karena saya dan istri belum pernah mendaki gunung batur ( belum mengenal medan ). Sampai separuh perjalanan lagi - lagi kami di suguhkan oleh pemandangan yg luar biasa, yaitu kabut. Kami mulai memasuki area yang berkabut sehingga pandangan sangat sempit dan hanya bisa melihat 1 orang di depan. Meski begitu perjalanan tetap berlanjut walau kabut menemani.


Setelah melewati kabut mulailah nampak secercah harapan untuk beristirahat. Pos peristirahatan mulai nampak dan kami mulai bersemangat kembali untuk menginjakkan kaki kami di Puncak Batur. Sampai di pos kami beristirahat sejenak, saya dan seorang kawan mulai mencari area untuk mendirikan tenda untuk meluruskan punggung dan menikmati kopi panas di antara kabut. Tenda mulai berdiri dan kami siap beristirahat sejenak sebelum melanjutkan menuju Puncak Gunung Batur di pagi hari.

Sinar Mentari Pagi
Pagi menjelang mulai banyak para wisatawan luar negeri berdatangan untuk melihat sunrise di Gunung Batur. Begitu juga dengan saya dan istri mulai prepare untuk menuju puncak, perjalanan menuju puncak cukup ringan tidak seperti perjalanan sebelumnya. Menuju puncak track yang di lalui hanya pasir vulkanik dan kemiringan sangat terjal. Dari tenda camp ke puncak dibutuhkan waktu sekitar 30 menit, walau hanya 30 menit tetapi menuju puncak cukup menguras tenaga. Tapi jangan mengeluh karena sesampainya di puncak kita akan mendapatkan view sunrise yang sangat keren. Sunrise hadir berlatar belakang gunung agung dan gunung rinjani di Lombok. Semakin membuat mata ini terpesona melihat pemandangan tersebut, serasa saya dan istri berada di negeri di atas awan. Kabut masih saja berlalu lalang melintasi kami berdua.


Puncak Batur sangat indah, inilah bukti salah satu kebesaran yang Maha Kuasa dalam menciptakan isi bumi. Setelah puas berada di puncak kami berdua kembali turun ke camp area, disana mulailah kami prepare untuk segera turun ke Toya Bungkah. Selama perjalanan turun tak henti - hentinya tangan ini mengarahkan kamera untuk mengabadikan sesuatu yang sangat jarang kami lihat perkotaan. Tak sengaja kemudian mata tertuju ke sebuah garis putih di sekeliling lereng gunung batur dan ternyata garis tersebut adalah Kain Putih yang memang sengaja dipasang oleh warga sekitar mengelilingi gunung batur. Hal itu dipercaya untuk menanggulangi agar Gunung Batur tidak meletus kembali, mengingat gunung batur adalah salah satu gunung berapi yang masih aktif.


Sunrise Puncak Batur

Mentari Bersaksi


Track


Area Camp
Track Cukup Terjal


Track Menuju Puncak Batur



Puncak Batur


Danau Batur












1 komentar:

Unknown mengatakan...

Keren2 mas fotonya